Indonesia masih menjadi daya tarik masuknya penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), seiring berbagai regulasi untuk akselerasi investasi yang telah dilakukan Pemerintah.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM yang diperoleh logistiknews.id, realisasi investasi selama semester pertama tahun ini mengalami peningkatan sekitar 16,1% dibanding dengan pencapaian periode yang sama pada tahun lalu.

Realisasi investasi selama Januari-Juni 2023 mencapai Rp 678,7 Triliun dan secara Year on Year (YoY) naik 16,1%, atau telah mencapai 48,5% dari target tahun 2023 sebesar Rp 1.400 Triliun.

Adapun penyerapan tenaga kerja atas kegiatan investasi selama semester I/2023 itu mencapai 849.181 orang.

Data BKPM juga menyebutkan, investasi yang berasal dari PMA selama Januari-Juni 2023 mencapai Rp.363,3 Triliun (naik 17,1% secara YoY), dan PMDN Rp.315,4 Triliun (naik 15% secara YoY).

Realisasi investasi itu tersebar di pulau Jawa Rp.323,8 Triliun dan Luar Pulau Jawa Rp.354,9 Triliun.

Adapun 5 besar sektor realisasi PMA dan PMDN selama Januari-Juni 2023 itu yakni; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, yang mencapai Rp 89 Triliun.

Kemudian, sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi mencapai Rp 79,1 Triliun, Pertambangan Rp 71,4 Triliun, sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 58,3 Triliun, serta sektor Industri Kimia dan Farmasi mencapai Rp 48,1 Triliun.

Provinsi Jawa Barat masih menempati posisi teratas sebagai 5 besar lokasi realisasi PMA dan PMDN selama semester I/2023 itu dengan nilai investasi mencapai Rp 103,7 Triliun. Kemudian disusul DKI Jakarta Rp 79,5 Triliun, Jawa Timur Rp 61,2 Triliun, Sulawesi Tengah Rp 56,4 Triliun, dan Batam Rp 50,6 Triliun.

Adapun 5 besar negara dengan realiasi PMA di Indonesia selama Semester I/2023, lihat tabel dibawah ini.

Peta Rantai Pasok Dunia

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengungkapkan, keberadaan dan kondisi infrastruktur provinsi Jawa Barat masih menjadi daya tarik investasi nasional baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), termasuk pada sektor transportasi dan logistik.

Kendati begitu, dia mengingatkan bahwa kondisi perekonomian global masih berkontraksi, bahkan menunjukan pertumbuhan negatif dibeberapa negara ekonomi besar dunia.

Disisi lain, peta rantai pasok dunia tengah mengalami pergeseran, dimana kawasan Asia Pasifik dan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi  dan menjadi pusat produksi dan konsumsi sekaligus.

Untuk berbagi pandangan, imbuh Yukki, Vietnam sebagai salah satu negara ASEAN adalah tujuan utama untuk relokasi rantai pasokan (dari cina dan dunia) akibat geopolitik dan dampak pandemi. Akan tetapi pertumbuhan mereka sudah mendekati ambang batas, karena tingkat pengangguran Vietnam sebesar 2,6% pada tahun 2022 kurang dari setengah dari umunya negara di Asia Pasifik yang hanya  5,7%.

“Hal ini menciptakan peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk memfasilitasi investasi melalui pembangunan infrastruktur dan pembuatan kebijakan yang mempermudah melakukan bisnis lintas batas,” jelas Yukki

Sumber : https://www.logistiknews.id