Direktur Utama PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) Fuad Rizal mengapresiasi akan dimulainya pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban Paket 1-3.

Dia mengatakan, dimulainya pekerjaan pembangunan jalan tol Patimban menandakan komitmen pemerintah dalam pengembangan ekosistem Pelabuhan Patimban.

“Kami di PPI sangat mendukung dimulainya pembangunan jalan tol ini dan tentunya berharap proses pembangunannya berjalan lancar dan tepat waktu”, ujar Fuad kepada Logistiknews.id, pada Selasa (14/11/2023).

Menurutnya, jalan tol sepanjang 37 Km tersebut akan mempermudah para pemilik barang dalam mengirimkan kargonya melalui pelabuhan Patimban, dan akan memperlancar arus barang maupun logistik.

Kalau dari travel time jalan tol tersebt dapat ditempuh dalam waktu 30-45 menit, sehingga sangat efetif serta efisien untuk mendukung arus logistik yang multiplier efeknya menyokong pertumbuhan perekonomian nasional.

“Disisi lain hal ini akan memberikan keuntungan kepada pemilik barang dan pengusaha trucking,” ucapnya.

Pada akhir pekan lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban Paket 1-3 yang ditandai dengan penandatanganan kontrak bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta.

Penandatanganan kontrak dilakukan oleh PPK II Satker PJBH Provinsi Jawa Barat Erwin Herlambang Kuncoro Putra dan Senior Vice President PT PP Arzan untuk Paket 1, PPK IV Satker PJBH Provinsi Jawa Barat Tomy Anitianata dan perwakilan Waskita Abipraya Joint Operation Fathur Rozaq untuk Paket 2, serta PPK III Satker PJBH Provinsi Jawa Barat Efran Kemala Hamonangan dan perwakilan Hutama Karya Jaya Konstruksi Joint Operation Ari Asmoko.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Jalan Tol Akses Patimban ini sangat ditunggu dan sangat menentukan keberhasilan Pelabuhan Patimban untuk melayani arus logistik barang yang ada di sebelah timur Jakarta.

“Tol ini sangat strategis, tidak hanya arus logistiknya saja, tetapi juga untuk mengendalikan traffic di Jakarta ke arah baratnya. Jadi produk-produk di sebelah timur tidak perlu ke barat dulu untuk ekspor dan impornya, tetapi langsung ke timur sehingga memecah beban traffic yang ada di Jakarta,” ujarnya.

Menteri PUPR berpesan kepada BUJT untuk melaksanakan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban ini secara tepat waktu dengan kualitas yang terbaik.

Sebab, imbuhnya, dengan kontribusi dan peran serta dari seluruh penyedia jasa,  harapannya semua berkompetisi positif tidak hanya pada segi kualitas dan kecepatan saja, tetapi juga pada aspek estetika untuk Jalan Tol Akses Patimban.

“Saya harap jalan tol ini bisa dijadikan contoh bahwa kualitas jalan tol yang kita bangun bisa lebih baik dari apa yang telah kita bangun selama ini,” ujarnya.

Jalan Tol Akses Patimban memiliki total panjang 37,05 km di mana sepanjang 14,11 km akan dibangun oleh BUJT dan sepanjang 22,94 km akan dibangun oleh Pemerintah.

Adapun pembangunan porsi pemerintah terdiri dari 4 paket pekerjaan, yaitu Paket 1 sepanjang 7,69 km, Paket 2 sepanjang 6,2 km, Paket 3 sepanjang 5,5 km, dan Paket 4 sepanjang 3,55 km.

Jalan tol ini akan menghubungkan Pelabuhan Patimban yang terkoneksi dengan Jalan Pantura dengan jalan tol Trans Jawa ruas Cikopo-Palimanan. Sehingga diharapkan jalan tol ini dapat meningkatkan aktivitas ekspor yang bersumber dari kawasan industri di sekitar Cikarang-Cibitung-Karawang serta serta mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Subang dan sekitarnya.

Jalan Tol Akses Patimban ini akan dibangun sebanyak empat lajur dua arah dengan lebar lajur 3,6 meter. Dengan spesifikasi tersebut, kapasitas jalan tol ini direncanakan dapat menampung 100.000 kendaraan berat per hari. Pada jalan tol ini juga direncanakan pembangunan rest area pada dua titik lokasi yaitu di STA 21+300 arah ke Pelambuhan Patimban dan STA 22+300 arah ke Jalan Tol Cipali sebagai area persinggahan maupun peristirahatan pengguna jalan tol.

Daya tarik Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat semakin dilirik untuk terus mengembangkan kawasan di Utara Jawa Barat itu lantatan menjadi harapan baru untuk peningkatkan perekonomian di wilayah sekitarnya.

Oleh karenanya, optimalisasi keberadaan Pelabuhan Patimban kepada pengelola kawasan industri, para pelaku usaha dan produsen perlu terus disosialisasikan.