JAKARTA, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan keberadaan dan kondisi infrastruktur Jawa Barat masih menjadi daya tarik investasi nasional baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Jawa Barat menduduki peringkat pertama dalam hal Investasi di tahun 2022 dengan besaran Rp 174,6 triliun, di mana hampir sepertiga investasi digerakan oleh usaha mikro kecil (Rp 55,2 triliun).

Hal itu dikatakan Yukki pada pembukaan focus group discussion (FGD) yang sekaligus Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) ke-III ALFI/ILFA DPW Jawa Barat 2023 bertema Keberlanjutan Ekosistem Bisnis Logistik dengan Digitalisasi dan Kolaborasi yang digelar di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/7/2023).

Hadir pada kesempatan itu, KSOP Patimban, Kakanwil Bea dan Cukai Jawa Barat, Dishub Provinsi Jawa Barat, perwakilan Bank OCBC NISP, dan para anggota ALFI Jawa Barat.

Selain itu, dihadiri Ketua DPW ALFI DKI Jakarta Adil Karim, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra, Kadin Jawa Barat dan Kadin Karawang

Yukki mengatakan, anggota ALFI di seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 3000-an perusahaan, sejatinya mayoritas adalah kelas usaha kecil menengah (UKM), sehingga anggota ALFI di Jawa Barat bisa mengambil lebih peran untuk mendorong munculnya pengusaha-pengusaha baru di bidang transportasi dan logistik.

"Karena itu, inisiasi DPW ALFI Jawa Barat untuk menyelenggarakan Rapimwil sekaligus FGD pada hari ini perlu kita apresiasi, mengingat Jawa Barat merupakan pilar penting ekonomi nasional, dan menjadi wilayah penopang pusat bisnis dan produksi nasional yaitu Jakarta dan sekitarnya," ucap Yukki.

Dia juga mengemukakan, bahwa kondisi perekonomian global masih berkontraksi, bahkan menunjukan pertumbuhan negatif di beberapa negara ekonomi besar dunia. Di sisi lain, peta rantai pasok dunia tengah mengalami pergeseran, di mana kawasan Asia Pasifik dan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi  dan menjadi pusat produksi dan konsumsi sekaligus.

Untuk berbagi pandangan, imbuh Yukki, Vietnam sebagai salah satu negara ASEAN adalah tujuan utama untuk relokasi rantai pasokan (dari China dan dunia) akibat geopolitik dan dampak pandemi. Akan tetapi pertumbuhan mereka sudah mendekati ambang batas, karena tingkat pengangguran Vietnam sebesar 2,6% pada tahun 2022 kurang dari setengah dari umumnya negara di Asia Pasifik yang hanya 5,7%.

"Hal ini menciptakan peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk memfasilitasi investasi melalui pembangunan infrastruktur dan pembuatan kebijakan yang mempermudah melakukan bisnis lintas batas," papar Yukki.

 

Digitalisasi Logistik

Ketua Umum DPP ALFI juga mengingatkan soal digitalisasi logistik dan keberlanjutan usaha yang perlu menjadi fokus bersama dalam memenangkan persaingan usaha ke depan, tidak hanya sesama pengusaha lokal tapi kita bicara tentang pengusaha regional dan internasional.

Karena itu, ujar Yukki, perusahaan anggota ALFI perlu punya rencana untuk memastikan kelangsungan usaha nya bisa bertahan dan tidak fokus terhadap kegiatan yang bersifat tradisional dan manual.

Dia juga mengingatkan supaya setiap kegiatan organisasi yang memiliki visi dan mengedepankan pembangunan ekosistem usaha yang berbasis kolaborasi dan inklusifitas.

"Potensi sekaligus tantangan bagi NKRI ke depan adalah bagaimana seluruh pemangku kepentingan memiliki visi yang sama dan menanggalkan ego sektoral guna kepentingan lebih besar yang berkelanjutan," ucap Yukki.

Dia menambahkan, kita semua patut bersyukur lantaran ekonomi RI terus membaik bakhan, pada tahun lalu bisa tumbuh diatas 5% sementara banyak negara lain masih mengalami kendala perekonomian tidak sederhana.

"Kinipun sudah masuk Juli 2023, ternyata ekonomi kita masih tumbuh dan ekspor kita masih surplus," ujar Yukki sambil menegaskan bahwa ALFI juga mendukung sepenuhnya hilirisasi.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua DPW ALFI Jawa Barat, M Nuh Nasution mengatakan FGD ini diharapkan sebagai ajang berdiskusi menjawab tantangan logistik kedepan.

"Karenanya bisnis logistik harus bertransformasi di era ini bagi pelaku usaha logistik, dengan optimalisasi digitalisasi," ucap Nuh.

Dia menambahkan, dengan perkembangnan ekonomi di Jawa Barat diatas 5% saat ini, menandakan ada potensi bagi pelaku usaha logistik untuk ikut ambil bagian di bisnis logistik ini.

"Infrastruktur di Jawa Barat ada Patimban dan Bandara Kertajati, dan hal ini mesti menjadi momentum bagi pelaku logistik di Jawa Barat. Kitapun mesti mulai mengoptimalkan dan memanfaatkan pelabuhan Patimban agar bisa lebih maksimal," ujar Nuh.

Sumber : https://investor.id/