Direktur Utama PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) Fuad Rizal mengemukakan, perseroan akan segera finalisasi penunjukkan partner untuk terminal peti kemas di pelabuhan yang terletak di Subang Jawa Barat itu.

Kemudian PPI juga akan melakukan pengadaan atas peralatan yang dibutuhkan untuk pengoperasian terminal peti kemas bersama partner tersebut.

“Sementara menunggu peralatan terpasang di Patimban dan pekerjaan pendalamaan dermaga dari 10 meter menjadi 14 meter, sedang dilakukan pekerjaannya oleh kontraktor, PPI telah mendapatkan ijin untuk melakukan bongkar muat kargo yang bersifat multipurpose. Hal ini akan menjadi fokus utama kami,” ujarnya menjawab Logistiknews.id, pada Rabu (12/7/2023).

Fuad juga menegaskan, pada tahun ini  kegiatan bongkar muat di  terminal kendaraan ditargetkan terjadi pertumbuhan volume menjadi 218 ribu unit kendaraan.

Sebelumnya di tahun 2022, PPI bersama partner PICT yang merupakan perusahaan Jepang berhasil mencatatkan volume sebesar 200 ribu unit kendaraan.

“Makanya saat ini kita kembangkan dulu kargo jenis multipurpuse (non kontainer). Karena peti kemas, kan belum ada peralatannya dan kedalaman dermaga eksistingnya baru 10 meter sekarang. Adapun estimasi kontraktor akan menyelesaikan pekerjaan pendalaman draft dan perpanjangan dermaga tersebut di pertengahan 2025,” ucap Fuad.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, saat menjadi Keynote Speaker pada Focus Group Disscussion (FGD) Patimban Connection bertema Menyikapi Potensi Bisnis Melalui Pelabuhan Internasional Patimban, pada Rabu (12/7/2023) menyampaikan, daya tarik Pelabuhan Patimban semakin dilirik untuk terus mengembangkan kawasan tersebut lantaran menjadi harapan baru untuk meningkatkan perekonomian di wilayah sekitarnya.

Oleh karenanya, Dirjen Hubla memandang perlu untuk memperkenalkan keberadaan Pelabuhan Patimban kepada pengelola kawasan industri, para pelaku usaha dan produsen di wilayah Jawa Barat.

“Kami dari Kementerian Perhubungan beserta Pemerintah Daerah Subang dan Jawa Barat terus berupaya mempromosikan Pelabuhan Patimban sebagai pemantik potensi bisnis di pelabuhan serta kawasan khususnya Jawa Barat dan sekitarnya,” ujar Dirjen Arif.

Konektivitas Logistik

Dengan berkembangnya Pelabuhan Patimban, Dirjen Arif berharap pelayanan transportasi laut dan logistik dapat lebih mudah, lebih efisien, serta meningkatkan perekonomian di Kawasan Jawa Barat dan Nasional.

“Pembangunan pelabuhan yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis ini memang ditujukan untuk menopang konektivitas serta integrasi rantai logistik industri besar, menengah, dan kecil,” imbuhnya.

Namun demikian, keberhasilan dari kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tidak akan dapat dicapai tanpa adanya peran serta, kontribusi, serta dukungan dan kolaborasi dari para pelaku ekonomi, bisnis dan produsen di sekitarnya.

“Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah memberikan support dengan mencanangkan integrasi Kawasan Rebana, di mana Pelabuhan Patimban masuk dalam kawasan yang terintegrasi dengan kawasan industri di Karawang ataupun Subang, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, serta jalan tol,” jelas Dirjen Arif.

Adapun Kawasan Rebana Metropolitan yang meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon nantinya juga akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban